Jumat, 30 Desember 2016

asal usul situ burung


Situ Burung adalah nama danau yang sekarang sudah berubah menjadi hamparan sawah, rumah-rumah dan sekolah. Dahulu panjang danau ini mulai dari RW 01 kampung Leuweung Kaleng sampai Katapang. Sebelum disebut Situ Burung nama danau ini adalah Situ Kahuripan, dan menurut penuturan salah satu warga yang tinggal di kampung Leuweung Kaleng RW 04 asal mula kata “Situ Burung” berawal dari setiap ada orang yang berlayar mendekati Pelabuan Bulan yang terdapat pohon Tanjung tersebut para pelayar itu selalu tenggelam, dan dari situlah leluhur tersebut menamakannya Situ Burung, yang dalam bahasa Indonesia artinya danau gagal.
Di Situ Burung juga terdapat Ikan Mas yang berwarna merah dan hijau, ikan tersebut dinamai ikan nonggeng, hal ini disebabkan karena setiap para pelayar yang melihat ikan tersebut banyak yang tenggelam. Konon juga sering terdengar suara-suara gamelan, hal itu karena menurut mitos masyarakat setempat dahulu di Situ Burung ini ada sepasang pengantin yang tenggelam. Menurut sejumlah warga terdengarnya suara-suara gamelan tersebut masih sering terdengar sampai sekarang.
Di ujung Situ Burung ini tepatnya yang sekarang menjadi hamparan sawah di RW 01 kampung Leuweung Kaleng, terdapat batu besar yang biasa disebut batu gede  (batu besar) oleh masyarakat sekitar. “ Kapungkur mah katingal batu ageung ti dieu teh, ayeuna mah tos teu aya tos ngalelep (dulu kelihatan batu besar dari sini, sekarang sudah tidak ada sudah tenggelam),” ujar mak Uka seorang warga asli kampung Sindang Asih. Dimasa lampau Situ Burung adalah danau yang indah,airnya jernih dan tenang, di sekitar Situ Burung juga terdapat banyak kayu-kayu pembatas dan banyak pohon bambu tumbuh.
Cerita Situ Burung ini berkaitan pula dengan cerita asal usul kampung Leuweung Kaleng. Dahulu diceritakan banyak karuhun-karuhun (leluhur) jagoan atau biasa di sebut sakti di daerah Situ Burung mempunyai musuh orang jereged. Suatu hari lebih dari 7 orang dari jereged akan menyerang ke daerah Situ Burung, sampai di suatu Leuweung (hutan) ketujuh orang itu bertemu dengan para jagoan dari daerah Situ Burung. Mereka pun bertarung,  dengan cara di kaleng (rangkul) orang jereged pun dikalahkan oleh jagoan dari Situ Burung. Dan, tempat dikalahkannya orang jereged tersebut sekarang dikenal dengan nama Leuweung Kaleng (Hutan Rangkul).
Salah satu ciri bahwa desa Katapang itu dahulunya situ adalah banyak terdapat lumpur hisap (mbeul) yang berada di sawah-sawah daerah Katapang. Perlu diketahui Situ Burung ada pada ratusan tahun lalu, sejarah Situ Burung tersebut banyak orang tidak mengetahuinya dikarenakan, orang yang mengetahui asal usul Situ Burung tersebut sudah meninggal.

                Di atas bekas perairan Situ Burung, kini sudah berdiri bangunan-bangunan rumah, sawah, tegalan, dan sekolah. Cerita tentang keringnya Situ Burung ini beragam, ada yang mengatakan bahwa air dari situ ini dibendung, tapi ada juga yang mengatakan jika sumber keluarnya air di situ ini telah tertutup oleh bongkahan batu besar.

6 komentar:

  1. nembe apal, sok sanaos abdi urang katapang

    BalasHapus
  2. Abi orang pasung kaler nembe apal alhamdulillah aman aman wae can pernah aya keganjalan zaman modernmah hilang sudah keaslian seperti dlunya

    BalasHapus
  3. Abi oroang sindangsari. Emang sora gamelan mah masih aya.

    BalasHapus
  4. Hahayy ...nyered beh ceuri ka lebakwangi nu hieum seer jirim na mah kang 😌

    BalasHapus
  5. Nembe apal abdi teh aya legenda di ten abdi teh

    BalasHapus
  6. tangkal nanjung tengah sawah antara pasung,leuweung kaleng mah teu kacaritaken min 😁

    BalasHapus