Situ Burung
adalah nama danau yang sekarang sudah berubah menjadi hamparan sawah,
rumah-rumah dan sekolah. Dahulu panjang danau ini mulai dari RW 01 kampung
Leuweung Kaleng sampai Katapang. Sebelum disebut Situ Burung nama danau ini
adalah Situ Kahuripan, dan menurut penuturan salah satu warga yang tinggal di
kampung Leuweung Kaleng RW 04 asal mula kata “Situ Burung” berawal dari setiap
ada orang yang berlayar mendekati Pelabuan Bulan yang terdapat pohon Tanjung tersebut
para pelayar itu selalu tenggelam, dan dari situlah leluhur tersebut menamakannya
Situ Burung, yang dalam bahasa Indonesia artinya danau gagal.
Di Situ Burung
juga terdapat Ikan Mas yang berwarna merah dan hijau, ikan tersebut dinamai
ikan nonggeng, hal ini disebabkan
karena setiap para pelayar yang melihat ikan tersebut banyak yang tenggelam.
Konon juga sering terdengar suara-suara gamelan, hal itu karena menurut mitos
masyarakat setempat dahulu di Situ Burung ini ada sepasang pengantin yang
tenggelam. Menurut sejumlah warga terdengarnya suara-suara gamelan tersebut
masih sering terdengar sampai sekarang.
Di ujung Situ
Burung ini tepatnya yang sekarang menjadi hamparan sawah di RW 01 kampung
Leuweung Kaleng, terdapat batu besar yang biasa disebut batu gede (batu besar) oleh
masyarakat sekitar. “ Kapungkur mah
katingal batu ageung ti dieu teh, ayeuna mah tos teu aya tos ngalelep (dulu
kelihatan batu besar dari sini, sekarang sudah tidak ada sudah tenggelam),”
ujar mak Uka seorang warga asli kampung Sindang Asih. Dimasa lampau Situ Burung
adalah danau yang indah,airnya jernih dan tenang, di sekitar Situ Burung juga
terdapat banyak kayu-kayu pembatas dan banyak pohon bambu tumbuh.
Cerita Situ
Burung ini berkaitan pula dengan cerita asal usul kampung Leuweung Kaleng.
Dahulu diceritakan banyak karuhun-karuhun (leluhur) jagoan atau biasa di sebut
sakti di daerah Situ Burung mempunyai musuh orang jereged. Suatu hari lebih
dari 7 orang dari jereged akan menyerang ke daerah Situ Burung, sampai di suatu
Leuweung (hutan) ketujuh orang itu
bertemu dengan para jagoan dari daerah Situ Burung. Mereka pun bertarung, dengan cara di kaleng (rangkul) orang jereged pun dikalahkan oleh jagoan dari Situ
Burung. Dan, tempat dikalahkannya orang jereged tersebut sekarang dikenal
dengan nama Leuweung Kaleng (Hutan Rangkul).
Salah satu ciri
bahwa desa Katapang itu dahulunya situ
adalah banyak terdapat lumpur hisap (mbeul)
yang berada di sawah-sawah daerah Katapang. Perlu diketahui Situ Burung ada pada
ratusan tahun lalu, sejarah Situ Burung tersebut banyak orang tidak
mengetahuinya dikarenakan, orang yang mengetahui asal usul Situ Burung tersebut
sudah meninggal.
Di
atas bekas perairan Situ Burung, kini sudah berdiri bangunan-bangunan rumah,
sawah, tegalan, dan sekolah. Cerita tentang keringnya Situ Burung ini beragam,
ada yang mengatakan bahwa air dari situ
ini dibendung, tapi ada juga yang mengatakan jika sumber keluarnya air di situ ini telah tertutup oleh bongkahan
batu besar.
nembe apal, sok sanaos abdi urang katapang
BalasHapusAbi orang pasung kaler nembe apal alhamdulillah aman aman wae can pernah aya keganjalan zaman modernmah hilang sudah keaslian seperti dlunya
BalasHapusAbi oroang sindangsari. Emang sora gamelan mah masih aya.
BalasHapusHahayy ...nyered beh ceuri ka lebakwangi nu hieum seer jirim na mah kang 😌
BalasHapusNembe apal abdi teh aya legenda di ten abdi teh
BalasHapustangkal nanjung tengah sawah antara pasung,leuweung kaleng mah teu kacaritaken min 😁
BalasHapus